Rabu, 03 Desember 2008

Kisah Kisah Sukses (4)

KISAH MICHAEL FARADAY
Di atas sebuah kandang kuda di London menetap seorang pemuda melarat, Michael Faraday, yang tujuh tahun lamanya menjadi tukang jilid dan penjual buku. Suatu hari, ketika ia sedang menjilid Encyclopedia Brittanica, perhatiannya tertarik pada karangan tentang listrik dan ia membacanya sampai habis. Ia membeli botol kecil, panci tua, dan alat-alat sederhana lainnya untuk melakukan percobaan- percobaan.

Salah seorang pembeli buku menaruh perhatian pada pemuda itu dan mengajak ia mendengarkan ceramah tentang ilmu kimia oleh Sir Humphry Davy. Faraday mengumpulkan

semua keberaniannya dan menulis sepucuk surat kepada sarjana besar itu.

Pada suatu malam, sebelum Michael tidur, kereta Sir Humphry berhenti di depan rumahnya yang reyot itu. Seorang kurir memberikan undangan kepada Faraday untuk berkunjung ke rumah sarjana itu. Michael hampir- hampir tidak mempercayai hal itu. Esoknya, ia menerima usul Sir Humphry Davy dan bekerja pada ahli kimia itu. Ia membersihkan alat- alat laboratorium dan membawanya ke ruang kuliah. Dengan penuh minat dan perhatian, ia mengikuti semua gerak-gerik Davy saat yang disebut terakhir itu mengenakan topeng kaca dan
mengadakan percobaan-percobaan berbahaya dengan zat-zat yang bisa meletus. Michael pun dengan rajin belajar dan melakukan percobaan- percobaan.

Tak lama kemudian, pemuda miskin ini diminta untuk memberikan ceramah di depan Lembaga Ilmu Alam Inggris dan diangkat menjadi profesor di Akademi Kerajaan di Woolwich. Ia menjadi ahli ilmu alam terbesar di jamannya. Apabila ada orang yang bertanya kepada Sir Humphry Davy, apakah penemuannya yang terbesar, maka jawabannya adalah: Michael Faraday.

GARFIELD DARI OHIO
Dalam sebuah gubuk di perbatasan Ohio hidup seorang janda melarat bersama anak laki-lakinya yang berusia 18 bulan. Anak itu tumbuh subur dan beberapa tahun kemudian, ia sudah harus menebangi kayu dan menanami sejengkal tanah dalam hutan yang dimiliki ibunya. Walau demikian, ia selalu menyediakan waktu untuk belajar. Setiap jam ia gunakan untuk belajar dari buku-buku yang dipinjamnya karena tidak mampu membelinya.

Ketika berusia enambelas tahun, dengan senang hati ia bekerja sebagai seorang pengembala keledai di sepanjang kanal. Tak lama kemudian ia menerima pekerjaan baru sebagai seorang tukang sapu dan membunyikan lonceng di sekolah untuk membiayai sekolahnya.

Tahun pertama di Geanga Seminarie, ia cuma memperoleh 17 dolar. Lalu ia bekerja pada seorang tukang kayu dengan bayaran 1 dolar seminggu. Malam hari, bila sedang libur, ia bekerja lembur. Ia datang pada hari Sabtu untuk menerima bayaran 1 dolar dan 2 sen. Musim dingin
selanjutnya ia mengajar dengan gaji 12 dolar.

Tak lama kemudian ia belajar di William College dan berhasil lulus sebagai seorang dokter dengan gelar cum laude. Pada usia 26 tahun, ia menjadi anggota Senat Amerika Serikat dan tujuh tahun kemudian menjadi anggota Kongres. James A. Garfield akhirnya menjadi Presiden Amerika Serikat. Teladannya merupakan sumber inspirasi bagi siapa pun yang memulai
hidupnya dari dasar.
KISAH NAPOLEON
"Apakah mungkin untuk melewati jalan ini?" tanya Napoleon kepada para insinyur yang dikirim untuk menyelediki terusan St. Bernard yang menakutkan itu. "Barangkali, bukannya tidak mungkin," jawab mereka dalam nada ragu- ragu.
"Tempuh saja!" jawab Napoleon tanpa menghiraukan kesukaran-kesukaran yang hampir tak teratasi. Inggris dan Austria menertawakan keputusan Napoleon untuk menggerakkan tentara melintasi pegunungan Alpen.

Tak pernah ada orang yang bisa, apalagi dengan membawa 60.000 tentara, dilengkapi dengan meriam- meriam besar, berpeti-peti peluru, dan barang dalam jumlah besar.
Akan tetapi ketika tindakan yang 'mustahil' itu selesai, orang-orang sekonyong- konyong tahu bahwa hal itu memang bisa dilakukan dari dulu. Yang diperlukan hanyalah keberanian dan tekad seperti Napoleon. Dia tidak pernah gentar menghadapi segala rintangan itu. Dan ia mengambil kesempatan itu.

0 komentar

Posting Komentar