Apa benar Adam Malik Agen CIA? beberapa hari ini muncul kontroversi seputar Alm. Adam Malik yang disebut-sebu sebagai Agen CIA oleh Tim Weiner. Saya sendiri juga bertanya-tanya benarkah Adam Malik agen CIA?
Kontroversi seputar "Adam Malik agen CIA" bermula dari buku yang ditulis oleh Tim Weiner, Membongkar Kegagalan CIA, yang menyebutkan mantan Wapres tersebut adalah Agen CIA. Buku setebal 800 halaman yang ditulis oleh wartawan yang pernah meraih Pulitzer tersebut bercerita mengenai Indonesia hanya kurang lebih 5 halaman saja. Namun demikian, tulisan tersebut menggegerkan berbagai kalangan di Indonesia.
Berikut kutipan berita dari detiknews.com
============================================================Sementara itu reaksi berbagai kalangan di Indonesia sebagian besar tidak mempercayai tentang kontrovesi ini, diantaranya :
"Saya merekrut dan mengontrol Adam Malik," ujar Clyde McAvoy, perwira CIA itu, dalam sebuah wawancara pada tahun 2005. McAvoy bertemu dengan Adam Malik di sebuah tempat rahasia dan aman di Jakarta pada 1964.
"Dia adalah pejabat Indonesia tertinggi yang pernah kami rekrut," tambah McAvoy.
Adam Malik dirinci lebih dalam lagi setelah itu. Disebutkan, dalam beberapa minggu yang menegangkan pada bulan Oktober 1965, Negara Indonesia terpecah dua.
Tim Weiner menulis, "CIA berusaha mengkonsolidasi sebuah pemerintah bayangan, sebuah kelompok tiga serangkai yang terdiri atas Adam Malik, Sultan yang memerintah di Jawa Tengah, dan perwira tinggi angkatan darat berpangkat mayor jenderal bernama Suharto.
"Malik memanfaatkan hubungan dengan CIA untuk mengadakan serangkaian pertemuan rahasia dengan Duta Besar Amerika yang baru di Indonesia, Marshall Green. Sang Duta Besar mengatakan bahwa dia bertemu dengan Adam Malik "di sebuah lokasi rahasia" dan mendapatkan "gambaran yang sangat jelas tentang apa yang dipikirkan Suharto dan apa yang dipikirkan Malik serta apa yang mereka usulkan untuk dilakukan" buat membebaskan Indonesia dari komunisme melalui gerakan politik baru yang mereka pimpin, yang disebut Kap-Gestapu.
........
Tim Weiner juga menulis, "Pada pertengahan bulan Oktober 1965, Malik mengirimkan seorang pembantunya ke kediaman perwira politik senior kedutaan, Bob Martens, yang pernah bertugas di Moskow ketika Malik juga bertugas di sana sebagai diplomat Indonesia. Martens menyerahkan kepada utusan Malik itu sebuah daftar yang tidak bersifat rahasia, yang berisi nama 67 pemimpin PKI, sebuah daftar yang telah dia rangkum dari kliping-kliping surat kabar komunis."
Pada bagian lain disebutkan juga bahwa Duta Besar Green, McGeorge Bundy (Penasihat Keamanan Nasional) dan Bill Bundy (Asisten Menlu untuk Timur Jauh), melihat Suharto dan Kap-Gestapu layak mendapat bantuan AS. Namun Duta Besar Green mengingatkan bahwa bantuan itu tidak boleh berasal dari Pentagon atau Deplu. Program bantuan itu tidak akan bisa dirahasiakan; risiko politisnya sangat besar. Akhirnya disepakati bahwa uang itu harus ditangani oleh CIA.
Mereka sepakat untuk mendukung militer Indonesia dalam bentuk bantuan obat-obatan senilai US$ 500.000 yang akan dikirimkan melalui CIA dengan pengertian bahwa angkatan darat akan menjual obat-obatan tersebut untuk mendapatkan uang tunai.
Dubes Green, setelah berunding dengan Hugh Tovar, mengirimkan pesan telegram kepada Bill Bundy, yang merekomendasikan pembayaran uang dalam jumlah yang cukup besar kepada Adam Malik:
"Ini untuk menegaskan persetujuan saya sebelumnya bahwa kita menyediakan uang tunai sebesar Rp 50 juta (sekitar $ 10 ribu) buat Malik untuk membiayai semua kegiatan gerakan Kap-Gestapu. Kelompok aksi yang beranggotakan warga sipil tetapi dibentuk oleh militer masih memikul kesulitan yang diakibatkan oleh semua upaya represif yang sedang berlangsung...
Kesediaan kita untuk membantu dia dengan cara ini, menurut saya , akan membuat Malik berpikir bahwa kita setuju dengan peran yang dimainkannya dalam sebuah kegiatan anti-PKI, dan akan memajukan hubungan kerja sama yang baik antara dia dan angkatan darat.
Kemungkinan terdeteksinya atau terungkapnya dukungan kita dalam hal ini sangatlah kecil, sebagaimana setiap operasi "tas hitam" yang telah kita lakukan."
Tim Weiner juga menulis, "Sebuah gelombang besar kerusuhan mulai meningkat di Indonesia. Jenderal Suharto dan gerakan Kap-Gestapu telah membunuh begitu banyak orang. Dubes Green kemudian memberi tahu Wapres Hubert H Humprey dalam sebuah pembicaraan di kantor wakil presiden di Gedung Capitol bahwa "300.000 sampai 400.000 orang telah dibantai" dalam "sebuah pertumpahan darah besar-besaran".
Wakil Presiden menyebutkan bahwa dia telah mengenal Adam Malik selama bertahun-tahun, dan Dubes memujinya sebagai "salah satu orang terpintar yang pernah dia temui." Malik dilantik sebagai menteri luar negeri, dan dia diundang untuk berbincang-bincang selama 20 menit dengan Presiden Amerika di Oval Office. Mereka menghabiskan waktu berbincang-bincang tentang Vietnam.
Pada akhir pembicaraan mereka, Lyndon Johnson mengatakan bahwa dia memiliki perhatian amat besar tentang perkembangan di Indonesia dan dia mengirimkan salam hangatnya untuk Malik dan Suharto. Dengan dukungan AS, Malik kemudian terpilih menjadi ketua Sidang Umum PBB."
===========================================================
Wapres Jusuf Kalla menyatakan tidak mempercayai hal ini.
"Kita harus pelajari dan minta pertanggungjawaban yang menulis buku itu," tandas JK usai bertemu dengan Pangeran Philippe dari Belgia di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Menhan Juwono Sudarsono : "Tak usah digubris hal tersebut"
Ketua DPR Agung Laksono : "Sukar Buktikan Adam Malik Agen CIA"
"Itu isu dari dulu. Dari dulu, isu itu juga hanya isu, karena tidak ada buktinya," ujar Christianto. Ekonom yang pada Orde Baru sangat kritis ini mengenal Adam Malik sebagai tokoh yang sangat anti komunis, anti PKI. Karena itu, dia sempat disingkirkan oleh pemerintah Bung Karno.
Anhar Gonggong : "Kemungkinan mantan Menteri Luar Negeri mendiang Adam Malik sebagai agen Central Intelligence Agency (CIA), bisa saja terjadi. Hal itu bisa dikarenakan keinginan tokoh ini mendapatkan dukungan Amerika Serikat pada saat itu". (news.okezone)
Sedangkan dari pihak keluarga Alm. Adam Malik, menyatakan buku tersebut hanya mencari sensasi saja dan siap untuk menulis buku tandingan. Pihak keluarga juga meminta Pemerintah Indonesia untuk mengklarifikasi tentang hal itu.
Bagaimana menurut Anda? Anda percaya Adam Malik agen CIA?
0 komentar
Posting Komentar